Pada posting kali ini Ilmu-Lovers akan membahas tentang kerajaan majapahit yang terletak di Jawa Timur
Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit terletak di
sekitar Sungai Berantas, dengan pusatnya di daerah Mojokerto. Majapahit
merupakan puncak kejayaan kerajaan-kerajaan di Jawa Timur dan merupakan
kerajaan terbesar Indonesi. Majapahit juga disebut sebagai Negara Kesatuan
Kedua.
Sejarah
Berdirinya Kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit didirikan oleh
Raden wijaya dengan gelar Kartarajasa Jayawardhana pada tahun 1292, saat itu Kerajaan
Majapahit lahir dalam suasana perubahan besar dalam waktu yang singkat. Pada tahun 1292 Kertanegara
gugur oleh pengkhianatan Jayakatwang, Singasari hancur dan digantikan oleh
Kediri. R. Wijaya terdesak oleh serangan tentara Jayakatwang di medan utara dan
berhasil melarikan diri serta mendapat perlindungan dari Kepala Desa Kudadu.
Selanjutnya berhasil menyeberang ke Madura minta perlindungan dan bantuan
kepada Bupati Sumenep, Aria Wiraraja. Atas saran dan jaminan Aria Wiraraja, R.
Wijaya mengabdikan diri kepada Jayakatwang dan memperoleh tanah di desa Terik
yang kemudian menjadi pusat Kerajaan Majapahit.
Tentara Kublai Khan sebanyak 200.000
orang di bawah pimpinan Shih Pie, Ike Mase, dan Kau Shing datang untuk
menghukum Kertanegara. R. Wijaya bergabung dengan tentara Cina dan mengadakan
serangan ke Kediri, karena Cina tidak mengetahui terjadinya perubahan kekuasaan
di JawaTimur. Setelah R. Wijaya dengan bantuan tentara Kublai Khan berhasil mengalahkan
Jayakatwang, ia menghantam tentara asing tersebut. Serangan mendadak yang tidak
terkira sebelumnya, memaksa tentara Kublai Khan meninggalkan Jawa Timur
terburu-buru dengan sejumlah besar korban. Akhirnya R. Wijaya dinobatkan
menjadi raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana
(1292-1309).
Kehidupan
Sosial Ekonomi
Kehidupan sosial masa Majapahit aman, damai dan tenteram. Dalam Negara
Kertagama disebutkan bahwa Hayam Wuruk melakukan perjalanan keliling ke daerah-daerah,
untuk mengetahui sejauh mana kemajuan dan kesejahteraan rakyatnya. Perlindungan
terhadap rakyat sangat diperhatikan. Demikian juga peradilan, dilaksanakan
secara ketat; siapa yang bersalah dihukum tanpa pandang bulu.
Dalam kehidupan ekonomi, masyarakat Majapahit hidup dari pertanian, dan perdagangan. Prasarana
perekonomian dibangun, seperti jalan, lalu lintas sungai dan pelabuhan. Pelabuhan
yang besar antara lain Surabaya, Gresik , Tuban, dan Sedayu. Barang dagangan
yang diperjualbelikan antara lain beras, rempah-rempah, dan kayu cendana.
Kehidupan
Kebudayaan
Dalam kondisi kehidupan yang aman, dan teratur, mampu menghasilkan karya-karya
budaya yang bermutu tinggi. Hasil budaya Majapahit dapat dibedakan sebagai
berikut:
1.
Candi
Banyak candi
peninggalan Majapahit, seperti Candi Penataran (di Blitar), Candi Brahu, Candi
Bentar (Waringin Lawang), Candi Bajang Ratu , Candi Tikus dan bangunan-bangunan kuno lainnya seperti Segaran,
Patilasan Wali Songo, dan Makam Troloyo (di Trowulan).
2.
Kesusastraan
Zaman Majapahit
bidang sastra sangat berkembang. Hasil sastranya dapat dibagi menjadi zaman
Majapahit awal dan Majapahit akhir.
Ø Jenis sastra Zaman Majapahit Awal antara lain:
a)
Kitab
Negara Kertagama, karangan Empu Prapanca. Isinya tentang keadaan kota
Majapahit, daerah-daerah jajahan dan perjalanan Hayam Wuruk keliling ke
daerah-daerah.
b)
Kitab
Sotasoma, karangan Empu Tantular. Di dalam Kitab ini terdapat ungkapan yang
berbunyi;"Bhineka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrawa", yang
kemudian dipakai sebagai motto negara kita.
c)
Kitab
Arjunawijaya, karangan Empu Tantular. Isinya tentang raksasa yang dikalahkan
oleh Arjuna Sasrabahu.
d)
Kitab
Kunjarakarna, tidak diketahui pengarangnya.
Ø Jenis sastra zaman akhir Majapahit antara lain:
a)
Kitab
Pararaton, isinya menceritakan riwayat raja-raja Singasari dan Majapahit.
b)
Kitab
Sudayana, isinya tentang Peristiwa Bubat.
c)
Kitab
Sorandakan, isinya tentang pemberontakan Sora.
d)
Kitab
Ranggalawe, isinya tentang pemberontakan Ranggalawe.
e)
Kitab
Panjiwijayakrama, isinya riwayat R.Wijaya sampai menjadi raja Majapahit.
f)
Kitab
Usana Jawa, tentang penaklukan Bali oleh Gajah Mada dan Aryadamar.
g)
Tantu
Panggelaran, tentang pemindahan gunung Mahameru ke Pulau Jawa oleh Dewa Brahma,
Wisnu, dan Siwa.
Kehidupan
Politik
1.
Raden
Wijaya (1292-1309)
Raden Wijaya adalah Raja Pertama sekaligus Pendiri kerajaan
majapahit. Untuk menjaga ketenteraman kerajaan, maka R. Wijaya mengadakan konsolidasi
dan mengatur pemerintahan. Orang-orang yang pernah berjasa dalam perjuangan
diberi kedudukan dalam pemerintahan. Misalnya, Aria Wiraraja diberi tambahan
wilayah di Lumajang sampai Blambangan, desa Kudadu dijadikan desa perdikan
(bebas pajak dan mengatur daerahnya sendiri). Demikian juga teman seperjuangannya
yang lain, diberi kedudukan, ada yang dijadikan menteri, kepala wilayah, dan
sebagainya.
Untuk memperkuat kedudukannya, keempat putri Kertanegara dijadikan istrinya,
yakni Dewi Tribhuanaeswari, Dewi Narendraduhita, Dewi Prajnaparamita dan Dewi
Gayatri. Tidak lama kemudian tentara Ekspedisi Pamalayu di bawah pimpinan Kebo
Anabrang kembali membawa dua putri yakni
Dara Petak dan Dara Jingga. Dara Petak diambil istri oleh R. Wijaya, sedangkan
Dara Jingga kawin dengan keluarga raja yang mempunyai anak bernama
Adiytawarman. Dialah yang kelak menjadi raja di Kerajaan Melayu.
Demikianlah usaha-usaha yang dilakukan oleh R. Wijaya dalam upaya mengatur
dan memperkuat kekuasaan pada masa awal Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1309 R.
Wijaya meninggal dunia dan didharmakan di Candi Simping (Sumberjati, Blitar)
dalam perwujudan Hariwara (Siwa dan Wisnu dalam satu arca).
2.
Jayanegara (1309-1328)
R. Wijaya kemudian digantikan oleh putranya Kalagemet dengan gelar
Jayanegara (1309-1328), putra R. Wijaya dengan Dara Petak. Pada masa ini timbul kekacauan di Majapahit, karena
pemerintahan Jayanegara yang kurang berbobot dan rasa tidak puas dari
pejuang-pejuang Majapahit semasa pemerintahan R. Wijaya.
Kekacauan
berupa empat pemberontakan yang dapat membahayakan negara, yakni sebagai
berikut.
a)
Pemberontakan
Rangga Lawe (1309) yang berkedudukan di Tuban, tidak puas karena ia
mengharapkan dapat menjadi patih di
Majapahit, sedangkan yang diangkat
adalah Nambi.
b)
Pemberontakan
Lembu Sora (1311), karena hasutan Mahapati yang merupakan musuh dalam selimut
Jayanegara.
c)
Pemberontakan
Nambi (1316), karena ambisi ayahnya Aria Wiraraja agar Nambi menjadi raja.
Semua pemberontakan tersebut dapat dipadamkan.
d)
Pemberontakan
Kuti (1319), merupakan pemberontakan yang paling membahayakan, karena Kuti
dapat menduduki istana kerajaan dan Jayanegara terpaksa menyingkir ke Bedander.
Namun pasukan Bayangkari kerajaan di bawah pimpinan Gajah Mada berhasil merebut
kembali istana. Jayanegara dapat kembali ke istana lagi dan berkuasa hingga tahun 1328. Sebagai
penghargaan atas jasa-jasanya, Gajah Mada kemudian diangkat menjadi patih di
Kahuripan dan kemudian di Daha.
3.
Tribhuanatunggadewi
(1328-1350)
Pada tahun 1328 Jayanegara wafat, karena tidak meninggalkan putra maka
takhta kerajaan diserahkan kepada Gayatri. Oleh karena Gayatri telah menjadi
Bhiksuni, maka yang tampil adalah putrinya Bhre Kahuripan yang bertindak
sebagai wali ibunya. Bhre Kahuripan bergelar Tribhuanatunggadewi. Pemerintahannya
masih dirongrong pemberontakan, yakni pemberontakan Sadeng dan Keta. Namun
pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan oleh Gajah Mada.
Sebagai tanda penghargaan, pada tahun 1333 Gajah Mada diangkat sebagai
Mahapatih Majapahit, menggantikan Arya Tadah yang sudah tua. Pada waktu
penobatannya, Gajah Mada mengucapkan "Sumpah Palapa" (Tan Amukti
Palapa). Isinya, Gajah Mada bersumpah tidak akan makan buah palapa, sebelum
seluruh Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit. Maksudnya Gajah Mada tidak akan
hidup enak-enak sebelum seluruh Nusantara berhasil dipersatukan di bawah
panji-panji Majapahit. Dalam usaha menyatukan seluruh Nusantara, Gajah Mada
dibantu oleh Empu Nala dan Adiytawarman. Mula-mula menaklukkan Bali (1334), selanjutnya
satu per satu kerajaan-kerajaan di Nusantara berhasil dipersatu-kan.
4.
Hayam
Wuruk (1350 -1389)
Pada tahun 1350 Gayatri wafat, maka Tribhuanatunggadewi turun takhta
dan digantikan oleh putranya yakni Hayam Wuruk dengan gelar Rajasanegara. Pada
masa pemerintahannya bersama Patih Gajah Mada kerajaan Majapahit mencapai masa
kejayaannya.
Pemerintahan terlaksana secara teratur, baik di tingkat pusat
(ibukota), tingkat menengah (vasal) dan tingkat desa. Sistem pemerintahan
daerah (tingkat menengah dan desa) tidak berubah, sedangkan di tingkat pusat diatur
sebagai berikut.
a)
Dewan
Sapta Prabu, merupakan penasihat raja yang terdiri atas kerabat keraton, dengan
jabatan Rakryan I Hino, Rakryan I Halu dan Rakryan I Sirikan.
b)
Dewan
Panca Ring Wilwatikta, merupakan lembaga pelaksana pemerintahan (lembaga
eksekutif) semacam Dewan Menteri, terdiri atas Rakryan Mahapatih, Rakryan
Tumenggung, Rakryan Demang, Rakryan Rangga, dan Rakryan Kanuruhan.
c)
Dewan
Nayapati (lembaga Yudikatif) yang mengurusi peradilan.
d)
Dharmadyaksa,
lembaga yang mengurusi keagamaan, terdiri atas Dharmadyaksa ring Kasaiwan untuk
agama Hindu dan Dharmadyaksa ring Kasogatan untuk agama Buddha.
Dengan demikian pada masa Majapahit penganut agama Hindu dan Buddha
dapat hidup berdampingan, rukun dan damai. "Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana
Dharmamangrawa". Inilah semboyan rakyat Majapahit dalam menciptakan
persatuan dan kesatuan sehingga muncul sebagai kerajaan besar Nusantara.
Di tingkat tengah terdapat pemerintah daerah yang dikepalai oleh seorang
raja kecil atau bupati. Mereka dapat mengatur daerahnya secara otonom, tetapi
setiap tahun berkewajiban datang ke ibukota sebagai tanda tetap setia dan
tunduk kepada pemerintah pusat Majapahit. Daerah-daerah demikian disebut
mancanegara, yang berarti negara (daerah) di luar daerah inti kerajaan. Jadi
untuk mengikat hubungan, setiap tahun daerah taklukan harus mengirim upeti ke
Majapahit, di samping juga ada petugas Majapahit yang berkeliling ke
daerah-daerah. Sedangkan untuk memantau ketertiban dan keamanan dikirimlah Duta
Nitiyasa (petugas sandi) ke seluruh
Nusantara.
Di tingkat bawah, terdapat pemerintahan desa yang dikepalai oleh seorang
kepala desa. Pemerintahan dilakukan menurut hukum adat desa itu sendiri.
Struktur pemerintahan desa masih asli dan kepala desa dipilih secara
demokratis.
Dengan kondisi pemerintahan yang stabil dan keamanan yang mantap, Sumpah
Palapa Gajah Mada dapat diwujudkan. Satu persatu wilayah Nusantara dapat menyatu dalam wilayah kekuasaan
Majapahit. Dalam Kitab Negara Kertagama secara jelas disebutkan daerah-daearah
yang masuk wilayah kekuasaan Majapahit ialah Jawa, Sumatra, Tanjungpura (Kalimantan),
Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Irian, dan Semenanjung Malaka dan
daerah-daerah pulau di sekitarnya.
Majapahit juga menjalin hubungan baik dengan negara-negara yang jauh,
seperi Siam, Champa, dan Cina. Negara-negara tersebut dianggap sebagai"Mitreka
Satata" (negara sahabat yang berkedudukan sama).
Runtuhnay
Majapahit
Pada tahun 1389 Hayam Wuruk wafat, kemudian digantikan oleh putrinya
Dyah Kusumawardhani yang didampingi oleh suaminya Wikramawardhana (1389-1429).
Hayam Wuruk dengan isteri yang lain mempunyai anak Bhre Wirabhumi yang telah
diberi kekuasaan sebagai penguasa daerah (Bupati) di Blambangan. Akan tetapi
ternyata Bhre Wirabumi menuntut takhta Majapahit, sehingga menimbulkan perang saudara
(Peregreg) tahun1401-1406. Pada akhirnya Bhre Wirabhumi kalah dan perang
saudara tersebut mengakibatkan lemahnya kekuasaan Majapahit.
Setelah Wikramawardhana meninggal (1429) kemudian digantikan oleh Suhita
yang memerintah hingga 1447, dan sampai akhir abad ke-15 masih ada raja-raja
yang memerintah namun telah suram, karena tidak ada persatuan dan kesatuan.
Sehingga daerah-daerah jajahan satu demi satu melepaskan diri. Para bupati di
pantai utara Jawa telah menganut agama
Islam, seperi Demak, Gresik, dan Tuban. Satu persatu memisahkan diri, demikian
juga daerah di luar Jawa tidak mengirim upeti ke Majapahit. Majapahit terus mengalami
kemunduran dan akhirnya runtuh.
Adapun
faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Majapahit adalah sebagai berikut.
a)
Tidak
ada lagi tokoh-tokoh yang kuat di pusat pemerintahan yang dapat mempertahankan
kesatuan wilayah sepeninggal Gajah Mada dan Hayam Wuruk.
b)
Terjadinya
perang saudara (Paregreg).
c)
Banyak
daerah-daerah jajahan yang melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
d)
Masuk
dan berkembangnya agama Islam.
Setelah
mengalami kemunduran, akhirnya Majapahit runtuh. Dalam hal ini ada dua pendapat
:
a)
Tahun
1478, yakni adanya serangan Girindrawardana dari Kediri. Peristiwa tersebut
diberi candrasengkala "Hilang Sirna Kertaning Bhumi" yang berarti
tahun 1400 Saka/1478 M.
b)
Tahun
1526, yakni adanya serangan tentara dari Demak di bawah pimpinan Raden Patah.
Serangan Demak ini menandai berakhirnya kekuasaan Hindu di Jawa.
uraian menarik
ReplyDeleteRamuan oles untuk mengencangkan payudara https://www.youtube.com/watch?v=JyLPQmiFqKs
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete18 Ciri istri selingkuh https://www.youtube.com/watch?v=jWn_BkzE9V0
ReplyDelete